Minggu, 05 Juni 2016

kostum/busana tari beskalan

Adapun tata busana penari Beskalan yang sekarang berkembang di masyarakat malang, sebagai berikut:
1. Sanggul Jawa (gelung Jawa ) dengan hiasan cunduk mentul
2. Giwang (Suweng)
1. kalung sungsung
2. mekak (kemben bordil)
1. Sampur
3. Sabuk timang
4. Stagen
5. Semyok (Rapek sungsun)
6. Pedangan kanan-kiri
7. Kaus kaki panjang (kaos bola)
8. Gongseng (Genta-genta kecil)
9. Keris (bisa tidak dikenakan)



ragam gerak tari beskalan putri

BERIKUT ADALAH RAGAM-RAGAM GERAK TARI BESKALAN



Gerakan Dalam Tari Beskalan


NO
MOTIF TARI BESKALAN
1
Kepala
  1. Tegak, pandangan agak menunjuk
  2. Tolehan kanan
  3. Tolehan kiri
  4. Gedhegan (gerak kepala)
  5. Gedheg sandal pancing (gerakan kepala menarik dagu kebelakang)
  6. Jiling ula ngelangi (gerakan kepala seperti gerak kepala ular
2
Badan
  1. Tegak, agak dicondongkan kea rah depan
  2. Ontrengan, gerak menggoyangkan pinggul akibat dari gerak kaki gejuk
  3. Leyek merak kesimpir (gerak bahu yang mengarah ke kiri)
3
Gerak Tangan
  1. Pentongan mapah, melentangkan tangan seperti pelepah pisang
  2. Gendewa
  3. Sembahan depan
  4. Kebat sampur
  5. Seblak sampur
  6. Sekar suwun
  7. Tasikan
  8. Onter-onter (membetulkan giwang)
  9. Ngerawit ngelincir
  10. Ceklekan
  11. Ulap-ulap bumi langit
  12. Sembahan akhir
4
Gerak Kaki
  1. Tanjek
  2. Junjungan
  3. Gejuk entrem
  4. Tindak
  5. Sirik
  6. Gelap (jalan kecil-kecil)
  7. Kontrengan
  8. Gejug telu
  9. Tindhak medhot
  10. Ngayam alas
  11. Tindhak serugan


sejarah tari beskalan putri

Cerita awal dari Tari Beskalan Putri ini bermula, pada saat Miskayah atau yang sebelumnya bernama Sukanti ini masih berusia belasan tahun, ia sudah bekerja menjadi tandak pada Andong atau yang disebut juga dengan penari jalanan. Pada suatu ketika, Sukanti tidak dapat menjalankan pekerjaannya sebagai penari karena sakit yang tidak diketahui sebabnya. Dalam keadaan sakit tersebut, Sukanti bermimpi bertemu dengan seorang putri dari kerajaan Mataram yang bernama Proboretno yang sedang mencari kekasihnya bernama Baswara. Baswara merupakan seorang pemuda yang berasal dari Cirebon.
Pencarian itu sudah dilakukan sebelum Proboretno meninggal. Dalam mimpinya, Proboretno berpesan kepada Sukanti, yaitu : “Sukanti, marilah ikut aku, kamu akan sembuh dari sakitmu dan akan aku ajarkan menari. Tetapi kamu harus membantu aku mencari pemuda yang bernama Baswara”. Seketika itu pula Sukanti terbangun dan langsung menari dan Sukanti meminta tariannya diiringi dengan kendangan. Dan setelah Sukanto terbangun dan menarikan tarian tersebut, seketika itu pula Sukanti yang awalnya sakit tanpa diketahui sebabnya sembuh. Biasanya orang desa memiliki kebiasaan yang sangat taat untuk memenuhi nazar. Dan dengan kejadian ini, akhirnya mereka memenuhi nazarnya dengan cara mengganti nama Sukanti menjadi Miskayah.
Pada semasa hidupnya, Miskayah adalah seorang penari Andong yang cukup terkenal. Miskaya juga menceritakan bahwa tarian yang dilakukan ketika Ia terserang sakit yang tidak diketahui sebabnya itu adalah Tari Beskalan Putri. Tari Beskalan Putri ini merupakan tarian yang menjadi awal atau sumber perkembangan tari Tayub dan juga tari Remo Putri di Malang.
Tari Beskalan Putri ini memiliki keistimewaan yaitu tarian ini tetap digunakan oleh masyarakat sebagai tarian pembuka pada sebuah acara. Hal ini sudah terjadi sejak Tari Beskalan Putri ini pertama kali muncul dan masih dilakukan hingga sekarang. Pada zaman dulu, tarian ini digunakan untuk mengawali sebuah ritual khusus. Ritual tersebut sebagai bentuk penghormatan roh leluhur yaitu Dewi Sri.
Dewi Sri dipercaya sebagai Dewi Kesuburan ketika akan menanam padi. Tetapi dengan seiring berjalannya waktu, Tari Beskalan Putri tidak lagi digunakan sebagai tarian ritual kepada leluhur melainkan digunakan sebagai tarian pembuka pada acara pernikahan atau penyambutan tamu-tamu. Tari Beskalan Putri ini merupakan sebuah tarian yang menggambarkan adanya seorang putri yang sedang berhias untuk mempercantik dirinya (Irawan 2012:1).
Kesenian Tari Beskalan Putri pada awal perkembangannya difungsikan sebagai Tarian Ritual Ritus Tanah, ritual tersebut dilakukan ketika terdapat salah satu masyarakat yang baru membuka lahan baru / bangunan baru, Pengharapan ritus tanah ini dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan kepada manifestasi tanah yang telah memberikan rejeki melimpah.
Terdapat beberapa tahap yang musti dilewati sebelum Tari Beskalan Putri di pertunjukan, seperti mengawali penggalian tanah yang selalu diadakan upacara penanaman tumbal yang biasanya berupa kepala kerbau sebagai kurban. Pada saat itu diselenggarakan juga pertunjukkan Tayub yang diawali dengan mempertunjukkan Tari Beskalan Putri. Beskalan dianggap sebagai simbol yang memiliki makna yang sama dengan Cok Bakal (sesajen) yang artinya simbol dari segala kehidupan.
Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi Tari Beskalan Putri ini sudah tidak digunakan sebagai tarian ritual. Melainkan digunakan sebagai tarian untuk menyambut tamu atau acara-acara kebudayaan.

tentang tari beskalan putri

Tari Beskalan Putri
merupakan salah satu Kesenian khas Kota Malang jawa Timur selain Kesenian Topeng Malangan, Seni Tari yang tidak begitu sering ditampilkan di depan publik ini merupakan Tarian Ritual atau Tari Upacara yang bisanya diadakan pada saat ritual yang berkaitan dengan ritus tanah atau kesuburan tanah (Hidrajat, 2012:1).
Tari Beskalan, jika ditinjau dari namanya “Beskalan” berasal dari kata “Bakalan” atau dimaknai sebagai seni yang dipertunjukan di jalanan seperti pengamen pada masa lalu. Tari ini mulai hidup seiring dengan pesatnya perkembangan Seni Drama Ludruk di Malang yakni pada kisaran tahun 1930-an, pada awalnya kesenian ini tidak ditarikan oleh seorang wanita melainkan kesenian ini ditarik
an oleh laki-laki yang menggunakan baju perempuan
Seni Tari Beskalan Putri ditarikan dengan gerakan yang lincah, dinamis dan feminim sebagai gambaran / pencitraan tarian seorang perempuan, dalam hal tata busana memadukan gaya busana penari Gambyong dengan penari Topeng Malangan. Hal ini ditandai dengan beberapa ciri-ciri, yaitu dari hiasan kepala, busana, bawahan, gerakan, dan musik pengiring. Hiasan kepalanya dengan cara menata rambut dengan menggunakan sanggul dan dihias dengan cudhuk menthul yang dihias menggunakan melati. sedangkan dalam pelaksanaannya tarian ini diiringi oleh Alunan gamelan Jawa berlaras Slendro.